Banyak sekali jenis
penyakit yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin, salah satunya adalah
penyakit fibroid rahim. Fibroid rahim merupakan kondisi tumbuhnya tumor jinak
pada bagian dalam dinding rahim. Kebanyakan wanita tidak mengeluhkan adanya komplikasi
fibroid rahim terhadap kehamilan yang gawat atau bahaya. Namun, berdasarkan
penelitian sebanyak 10 - 30 % wanita dengan fibroid rahim mengalami komplikasi
selama hamil. 1 dari 5 orang wanita yang berusia 25 - 44 tahun mengalami
pertumbuhan fibroid pada rahimnya. Sayangnya, kondisi ini seringkali tidak
menimbulkan gejala sehingga banyak wanita yang tidak menyadarinya.
Pertumbuhan fibroid
rahim dapat terjadi sebelum atau selama masa kehamilan. Ukurannya dapat
membesar bahkan mencapai lebih dari 5 cm selama 2 trimester akhir. Pada
beebrapa wanita, fibroid rahim juga dapat mengecil atau hilang dengan
sendirinya setelah melahirkan. Fibroid rahim pada dasarnya tidak terlalu membahayakan
bagi ibu dan janin. Namun, risiko terjadinya berbagai komplikasi memang dapat
meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
Berikut ini merupakan
beberapa masalah kehamilan yang berkaitan dengan fibroid rahim berdasarkan usia
kehamilan, yaitu :
Trimester pertama
Fibroid rahim biasanya
tidak langsung tumbuh begitu anda hamil. Tumor ini akan berkembang selama tiga
bulan pertama kehamilan. Hal ini dikarenakan tumor membutuhkan estrogen untuk
bisa tumbuh. Pada usia kehamilan inilah produksi hormon estrogen pada tubuh
anda meningkat. Pertumbuhan fibroid rahim pada trimester pertama dapat
menimbulkan gejala berupa nyeri atau pendarahan pada beberapa wanita. Sebanyak
30 % wanita hamil yang mengalami fibroid rahim bahkan mengalami pendarahan dan
nyeri sekaligus. Salah satu bahaya fibroid rahim yang dapat terjadi pada usia kehamilan
ini adalah keguguran. Kondisi ini dikatehui dapat meningkatkan risiko keguguran
hingga 14 %.
Trimester kedua dan ketiga
Selama trimester kedua
dan ketiga, rahim terus berkembang agar janin memiliki cukup ruang untuk
bertumbuh. Perkembangan rahim lama kelamaan akan menekan fibroid rahim dan
menyebabkan sejumlah dampak bagi kehamilan. Fibroid rahim tidak memberikan
bahaya yang besar bagi kesehatan ibu, tetapi ibu mungkin akan merasakan nyeri
pada panggul. Fibroid rahim yang berukuran besar terkadang dapat bergeser atau
terpelintir sehingga menimbulkan kram dan rasa tidak nyaman. Selain itu,
pertumbuhan tumor jinak yang terjadi pada rahim ini juga dapat meningkatkan
risiko terlepasnya plasenta dari dinding rahim. Jika plasenta terlepas lebih
awal, janin berisiko mengalami kekurangan oksigen dan anda dapat mengalami
pendarahan.
Selama dan setelah melahirkan
Fibroid rahim dapat
meningkatkan kemungkinan bayi lahir lebih awal dan dalam posisi sungsang. Besar
kemungkinan dokter menyarankan agar dilakukan operasi caesar jika fibroid rahim
menghambat kontraksi rahim atau menghalangi jalan keluar bayi. Ukuran fibroid
rahim baru akan mengecil setelah 3 - 6 bulan pasca persalinan. Fibroid rahim
mungkin tidak berakibat fatal, tetapi kondisi ini dapat menimbulkan berbagai
masalah selama kehamilan.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: